Home » Berita/Artikel » Koperasi NURI; Dari PERADABAN Menuju Peradaban Ekonomi Syariah

Koperasi NURI; Dari PERADABAN Menuju Peradaban Ekonomi Syariah

 

Oleh : Nurul Hadi

Anggota Pengawas KSPPS NURI JATIM

Sejak pertama kali lahir, Koperasi NURI membawa misi “membangun peradaban ekonomi ummat berbasis syariah”. Misi ini sesungguhnya tidaklah berlebihan, karena pada dasarnya ajaran syariah Islam sudah sangat komprehensif dalam membentuk sebuah peradaban, termasuk di dalamnya piranti ekonomi. Maka ketika koperasi NURI, dalam praktiknya menerapkan konsep syariah di seluruh transaksinya, pada saat yang sama peradaban ekonomi syariah itu mulai terbentuk. Semakin banyak lembaga dan perorangan yang berinteraksi dengan Koperasi NURI, semakin besar pula ketercapaian peradaban itu. Misi ini lahir dalam komunitas kecil bernama PERADABAN akronim dari Persatuan Alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar.

Karena suatu bangunan besar peradaban tidak akan kokoh kalau tidak ditegakkan dalam pondasi yang kuat.  Maka sebelum jauh menatap ke depan untuk melihat ketercapaian misi koperasi NURI itu, penulis akan mengajak Anda melihat jauh ke belakang, bagaimana PERADABAN itu terbentuk selaku organisasi yang membidani lahirnya misi tersebut. Selain itu, bagaimana sejarah Pondok Pesantren Banyuanyar yang merupakan asal muasal dari PERADABAN, juga sedikit akan penulis uraikan di sini sebagai rangkaian yang tak terpisahkan.

Pondok pesantren Banyuanyar yang terletak di Kabupaten Pamekasan di Desa Poto’an Daja Kecamatan Palengaan ini sejatinya telah berdiri ratusan tahun yang lalu. Disebutkan dalam beberapa sumber sejarah bahwa berdirinya pondok pesantren ini pada tahun 1787 Masehi, atau sekitar 233 tahun silam (dari tahun 1787 sampai dengan tahun 2020). Keberadaan pondok pesantren ini mulai berkembang pesat pada generasi ketiga dan keempat, yaitu di bawah kepemimpinan KH. Abdul Majid dan KH. Abdul Hamid Bakir. Sedangkan pendidikan formal baru dirintis pada masa KH. Mohammad Syamsul Arifin.

Menurut sejarah, pendiri pondok pesantren ini adalah Kiai Isbat bin Ishak. Lalu dilanjutkan oleh KH. Abdul Hamid bin Isbat yang wafat di Makkah al-Mukarramah dan tanggal wafat beliau diperingati setiap 17 Ramadhan oleh ribuan orang di Pondok pesantren Al-Hamidy Banyuanyar, kegiatan ini terkenal dengan sebutan Haul Banyuanyar.

Sepeninggal KH. Abdul Hamid, Banyuanyar dipimpin oleh putra beliau, yaitu KH. Abdul Majid bersama dengan saudaranya KH. Baidowi. Kemudian, KH. Abdul Majid mendirikan Pondok Pesantren Bata-Bata pada tahun 1944 yang berada di Desa Poto’an Laok, tetapi beliau juga tetap morok (mengajar kitab) di Pondok Pesantren Banyuanyar. Setelah KH. Abdul Majid wafat, KH. Abdul Hamid Bakir putra beliau bersama dengan pamannya, yaitu KH. Baidowi (wafat 1965) melanjutkan kepemimpinan pondok pesantren Banyuanyar.

Seiring perjalanan waktu, keberadaan tiga tokoh kiai dalam kurun waktu yang hampir bersamaan ini menjadi cikal bakal keberadaan tiga pondok pesantren besar saat ini. Rintisan KH. Abdul Majid menjadi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, sedangkan pondok pesantren di bawah KH. Baidowi pada akhir tahun 1980-an menjadi Pondok Pesantren Al-Hamidy Banyuanyar setelah kedatangan KH. Mohammad Rofi’i Baidowi, putra KH Baidowi dari Makkah al-Mukarromah, sementara pondok pesantren di bawah asuhan KH. Abdul Hamid Bakir menjadi Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar.

Sejak tahun 1980-an, pondok pesantren ini mulai dipimpin oleh generasi berikutnya. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar dipimpin oleh KH. Mohammad Syamsul Arifin menantu dari KH. Abdul Hamid Bakir. Sementara di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dipimpin oleh KH. Abdul Hamid Ahmad Mahdudz. Dan Pondok Pesantren Al-Hamidy dipimpin oleh KH. Mohammad Rofi’i Baidowi.

Dari sejarah singkat di atas penulis ingin menghubungkannya dengan keberadaan Koperasi NURI yang lahir dari rahim Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (PERADABAN) sebagaimana telah disinggung di atas. Dari sini, tentu saja, perjalanan sejarah ini akan difokuskan pada alumni pondok pesantren Darul Ulum Banyuanyar. Singkat cerita, di penghujung tahun 1970-an KH. Abdul Hamid Bakir mulai merintis pendidikan pesantren model klasikal. Tidak lama kemudian, pada tahun 1980 beliau wafat dan estafet kepemimpinan diserahkan dan dilanjutkan KH. Mohammad Syamsul Arifin. Pada kepemimpinan baru ini, pendidikan formal mulai dirintis, pada tahun 1980 dibuka Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum Banyuanyar di bawah Departemen Agama, lalu tiga tahun berikutnya, yaitu tahun 1983 dirintis Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Banyuanyar.

Data ini bersumber dari hasil wawancara dengan Ustadz Khalil Asy’ari selaku pelaku sejarah yang telah mengenyam pendidikan pondok pesantren Banyuanyar dari kepemimpinan KH. Abd. Hamid Bakir sampai sekarang. Bahkan beliau adalah lulusan pertama dari sekolah/madrasah formal rintisan pondok tersebut. “Saya lulusan pertama madrasah aliyah pada tahun 1986, begitu juga MTs-nya” tutur beliau yang saat ini juga menjabat ketua Pengawas Koperasi NURI.

Sementara awal mula pembentukan organisasi alumni dituturkan oleh KH. Sibli Ali Makki dari Sampang Madura, beliau adalah ketua pertama organisasi alumni pondok pesantren Banyuanyar yang terbentuk pada awal tahun 1990-an. Menurut beliau pembentukan organisasi alumni berawal dari acara temu alumni, “saya lupa tahun berapa, saat itu saya punya usaha Meubeler, tiba-tiba KH. Mohammad Syamsul Arifin datang ke rumah saya untuk memesan bangku siswa pondok pesantren Banyuanyar. Saya kaget, masak hanya urusan bangku, kiai harus turun tangan sendiri” sambung tokoh alumni yang saat ini menjadi Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al-Karomah Sampang tersebut bercerita. Oleh karenanya, Kiai Sibli mengusulkan kepada KH Mohammad Syamsul Arifin untuk diadakan petemuan alumni, maksudnya agar urusan sarana dan prasarana pondok pesantren juga menjadi pemikiran alumni. Rupanya usulan beliau disetujui oleh KH. Mohammad Syamsul Arifin selaku Pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar.

Dalam pertemuan perdana alumni yang dilaksanakan di halaman Madrasah Pondok Pesantren Banyuanyar tersebut terpilihlah KH. Sibli Ali Makki selaku ketua alumni pondok pesantren Banyuanyar. Saat itu belum ada nama organisasinya, tetapi wujud dan peranannya ada. Setiap tahun ada kegiatan pertemuan diselenggarakan di Pondok Pesantren. Lalu lama kelamaan organisasi ini tidak aktif lagi. Kemudian urusan sarana pesantren dibicarakan bersama wali dalam acara temu wali santri dengan diadakannya SPP (Sumbangan Pendidikan dan Pembangunan).

Kemudian, pada tahun 2005 organisasi alumni dihidupkan kembali. Kali ini dikomandani oleh menantu KH Mohammad Syamsul Arifin, yaitu KH. Moh Ro’e, MA. Sebelumnya, organisasi alumni ini telah terbentuk di Saudi Arabiya yang digagas oleh beliau bersama alumni pondok pesantren Banyuanyar yang sedang merantau di sana. Organisasi tersebut diberi nama PERADABAN (Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar). Ketika KH. Moh. Ro’e datang dari Makkah al-Mukarromah setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Ummul Quro pada jenjang S1 sampai S2-nya, maka organisasi alumni ini dikembangkan di Indonesia dengan nama yang sama, PERADABAN.

Dari organisasi yang berawal dari Saudi Arabia inilah cikal bakal PERADABAN yang saat ini menjadi wadah besar organisasi semua alumni pondok pesantren Darul Ulum Banyuanyar dimulai. Pada tahun 2005 itu, PERADABAN pertama kali dipublikasikan kepada khalayak dengan acara pelantikan pengurus dalam bentuk temu alumni. Acara besar itu rencananya akan dihadiri oleh wakil presiden Republik Indonesia Hamzah Haz yang juga menjabat sebagai ketua Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) kala itu. “Pada saat itu Hamzah Haz sudah sampai di Pamekasan dan sempat mengisi suatu acara di Pamekasan tapi langsung balik ke Jakarta karena ada urusan penting negara” cerita Ustadz Khalil mengenang peristiwa.

Acara launching perdana PERADABAN itu juga dihadiri oleh Rektor Universitas Trunojoyo (UNIJOYO) Madura yang dikemas dengan penandatangan kerjasama (MoU) Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar dengan UNIJOYO di bidang pendidikan. Hasilnya, beberapa lulusan MA Darul Ulum Banyuanyar diterima di UNIJOYO untuk mendapatkan beasiswa pendidikan dengan syarat hafal Al-Qur’an.

PERADABAN pada periode ini melibatkan hampir semua alumni yang sudah sarjana. Kebetulan alumni yang sudah sarjana jumlahnya tidak begitu banyak saat itu. Sekretaris Peradaban diberikan kepada Abdur Rasid Sobi fresh graduate dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta, sedangkan Bendahara Umum dipercayakan kepada Achmad Mukhlisin lulusan fakultas hukum Universitas Trunojoyo (Unijoyo) Madura.

“Pada periode 2005-2010 ini, PERADABAN memiliki dua fokus utama yang menjadi tujuan organisasi, yaitu peningkatan pendidikan pondok pesantren dan pengembangan ekonomi alumni”, tutur Achmad Mukhlisin, salah satu tokoh alumni yang terlibat aktif dalam kepengurusan PERADABAN.

Dalam bidang pendidikan, salah satu rekomendasi PERADABAN periode pertama ini adalah agar pesantren Banyuanyar membuka pendidikan di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), seperti SMP dan SMA dengan ciri khas Tahfidz al-Qur’an. Selama ini, pendidikan di pesantren Banyuanyar hanya di bawah naungan kementrian agama, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Banyuanyar.

Maka mulailah dirintis SMA Tahfidz dan SMP Tahfidz Darul Ulum Banyuanyar. Setelah SMP dan SMA Tahfidz mulai beroperasi, kemudian pengurus Peradaban yang juga mengelola pendidikan pesantren mulai mengajukan pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk SMA Tahfidz dikepalai langsung oleh KH. Moh Ro’e, MA., sementara SMP Tahfidz dikepalai oleh KH. Abdul Hannan Tibyan yang juga menantu pengasuh, sedangkan SMK dikepalai oleh Abdul Basit, S.P alumni lulusan Universitas Tronojoyo Madura.

Sedangkan di bidang ekonomi, pengurus PERADABAN mulai aktif melakukan pertemuan rutin yang berpindah-pindah tempat dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Dari beberapa pertemuan awal itu, tercetuslah ide pembentukan usaha bersama dengan dua opsi besar: perintisan lembaga keuangan dan usaha sektor riil pertokoan grosir.

Pertemuan ini sangat intensif dilaksanakan pada tahun 2008 terutama pasca perhelatan Pilkada Pamekasan. Kemudian ide penguatan ekonomi mulai mengerucut pada perintisan lembaga keuangan syariah berupa BMT (Baitul Mal wa Tamwil). Ide ini sangat kuat, di antara faktor penyemangatnya adalah adanya (almarhum) Bapak Bukhori yang memiliki pengalaman di bidang ini, yaitu pernah menjadi pengelola BMT Al-Azhar Pamekasan, serta sukses merintis koperasi milik Pondok Pesantren Cendana Kadur.

Setelah bulat untuk merintis usaha di bidang lembaga keuangan berbasis syariah (Islamic finance), maka mulai digalang penghimpunan modal sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) kepada semua alumni yang berminat untuk bergabung. Pada 1 Desember 2008, terhimpun modal awal sebesar Rp. 45.000.000 (empat puluh lima juta rupiah). Dari sinilah, perjalanan Koperasi Nuri dimulai dan aktif beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2009. Kantor perdana berada di Jl. Raya Palduding depan kampus Al-Khairat menempati bangunan milik Pengasauh PP. Darul Ulum Banyuanyar, KH. Mohammad Syamsul Arifin dengan akad sewa (ijarah).

Nama NURI diberikan langsung oleh KH. Mohammad Syamsul Arifin. Nama ini berasal dari Bahasa Arab dengan kata dasar نور (NUR) artinya cahaya, lalu diberi imbuhan ي (ya’) sehingga berbunyi: نوري (NURI). Imbuhan ya’ (ي) ini dalam Bahasa Arab disebut ya’ al-nisbah (ياء النسبة) yang berfungsi untuk menjelaskan keterkaitan sesuatu yang sedang disifati dengan kata yang diberikan imbuhan ya’ tadi (Ibnu Hisyam, Awdhah al-Masalik, Juz IV, Beirut: Dar al-Fikr, 2000, halaman 328). Oleh karena yang sedang disifati ini adalah koperasi maka NURI mempunyai arti koperasi yang bersifat penuh cahaya. Koperasi ini diharapkan mampu menjadi pedoman (seperti cahaya) dalam pengembangan ekonomi umat berbasis syariah.

Dari nama inilah, tercetus misi utama NURI, yaitu: “Membangun Peradaban Ekonomi Ummat berbasis Syariah”. Kata “membangun” secara bahasa memiliki makna meletakkan pondasi yang kuat, menyusun tembok yang kokoh, merangkai atap yang teduh dan tidak bocor. Setelah itu, baru  merapikan dan menghiasi bangunan agar cantik nan asri.

Misi Koperasi NURI sebagai lembaga keuangan dari sisi pondasi adalah mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah Islam dalam bidang ekonomi. Tentu saja, secara prinsip, syariah Islam adalah ketentuan yang telah didesain dan disiapkan oleh Allah sebagai jalan terbaik dan paling andal untuk kepentingan umat manusia. Di antara prinsip syariah itu secara umum yaitu ‘adalah (adil), itqan (profesional), amanah (jujur), ta’awun (saling menolong) dan maslahah (kemanfaatan).

Sedangkan prinsip syariah yang khusus dalam bidang usaha (mu’amalah) adalah harus terhindar dari unsur-unsur maysir (perjudian), tadlis (penipuan), gharar (ketidakpastian), riba, zulm (penganiayaan), risywah (suap), serta barang dan jasa yang haram dan/atau maksiat.

Setelah kuat pondasi koperasi NURI dengan prinsip syariah tadi, maka koperasi NURI harus membangun tembok menejemen (pengelolaan) yang kokoh dengan prinsip profesionalitas, transparansi dan tanggung jawab. Profesionalitas ditandai dengan pelayanan yang prima dan tertib administrasi. Transparansi dibuktikan dengan penyelenggaraan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan mudahnya akses informasi. Sedangkan bertanggung jawab ditandai dengan prinsip kehati-hatian dan siap menerima resiko atas keputusan dan kebijakan yang diambil.

Namun begitu, bangunan tanpa atap tidaklah lengkap. Atap dalam koperasi NURI sama dengan control dan pengawasan. Ketegasan pengawas dan kedisiplinannya dalam melakukan supervisi dan pemeriksaan dalam usaha koperasi NURI akan menjadi pengendali dalam internal menejemen.

Maka dari itu, membangun peradaban ekonomi berbasis syariah, telah menjadi misi besar koperasi NURI dengan memantapkan diri pada pola-pola syariah dalam setiap transaksinya. Untuk menguatkan sisi ini, selain keterlibatan para Kiai pengasuh pondok pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Koperasi NURI juga aktif dalam mengutus pengurus, pengawas, dan pengelola yang dianggap kompeten untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan bidang ini.

Begitu pula, dari sisi pengelolaan dan menejemen, Koperasi NURI mewajibkan semua menejer, baik cabang maupun pusat untuk memiliki kompetensi yang terstandar, yaitu KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Bukan hanya itu, Koperasi NURI juga memberanikan diri untuk divisitasi oleh lembaga akreditasi menejemen internasional tersertifikasi, yaitu ISO (International Certifications Organization). Dan pada tahun 2017, Koperasi NURI dinyatakan lulus akreditasi ISO tersebut.

Dari sisi pengawasan, Koperasi NURI langsung berbenah. Sejak tahun 2017, di bawah personalia pengawas baru, NURI telah menyiapkan perangkat (instrument) pengawasan yang terstandar. sedikitnya sudah ada 20 jenis berkas pengawasan di Koperasi NURI yang dilakukan oleh pengawas di masing-masing kantor cabang. Berkas-berkas itu antara lain adalah:

(1) Chek List isi Laporan Bulanan Pengawas Cabang KSN Jatim,

(2) Chek List Daftar Register Pembiayaan yang terjadi selama satu bulan,

(3) Instrumen berkas pemeriksaan pengawas cabang: (sesuai urutan daftar register),

(4) Instrumen Pengawasan Berkas Pembiayaan (BP),

(5) Instrumen Pengawasan Berkas akad Murabahah,

(6) Instrumen  Pengawasan Berkas akad Qordul Hasan,

(7) Instrumen Pengawasan Buku Simpanan/Tabungan,

(8) Instrumen Pengawasan Perpanjangan Pembiayaan Cash tempo,

(9) Instrumen Berkas Pengawasan Penagihan NPF (Non Performance Finance)

(10) Form Rekapitulasi daftar kehadiran Pengawas Cabang selama satu bulan,

(11) Form Rekapitulasi daftar kehadiran Karyawan selama satu bulan,

(12) Form Rekapitulasi daftar kerapian Karyawan selama satu bulan

(13) Lampiran Fotocopy daftar kehadiran electronik Karyawan (Finger print)

(14) Daftar hasil pemeriksaan Kas bon,

(15) Berita acara Pemeriksaan Kas Opname,

(16) Daftar hasil pemeriksaan kas opname,

(17) Penilaian Kesehatan (PENKES) Koperasi,

(18) Daftar Kolektabilitas NPF (Non Performance Finance)

(19) Laporan Perkembangan penanganan NPF (Non Performance finance),

(20) Laporan Keuangan (Neraca, Arus kas dan rugi laba).

Dari tiga komponen ini, Pondasi atau prinsip syariah, tembok yang kokoh atau menejemen yang professional, transparan dan bertanggung jawab serta atap atau pengawasan yang disiplin, Maka bangunan koperasi NURI ini akan terus bertahan dan mampu mengantarkan peradaban ekonomi umat yang benar-benar nyata. Semoga!

Butuh Info Lebih Lengkap?

Jangan Ragu untuk Menghubungi Kami saat Anda Membutuhkan Info tentang Kami

© 2017-2023 KSPPS NURI JATIM.  |  All Rights Reserved.

Open chat
Salam!
Saat ini Anda terhubung dengan nomor layanan KSPPS NURI JATIM (081904442333).
Ada yang bisa kami bantu?