Rumah Sakit Islam Banyuanyar Oleh: Suryadi Adalah Syaikhona RKH. Muhammad Syamsul Arifin yang pertama kali memantik gagasan RSI Banyuanyar. Dalam beberapa kesempatan, beliau sering kali menyampaikan gagasan tersebut kepada beberapa alumni. Ide pendirian Rumah Sakit Islam Banyanyar ini terus didiskusikan oleh para alumni bahkan sampai setelah beliau wafat. Dari diskusi-diskusi tersebut pada akhirnya para alumni sangat antusias untuk mewujudkannya sebab gagasan cemerlang ini secara tidak langsung adalah harapan beliau untuk Banyuanyar. Pemikiran dan ide Syaikhona itu sangat visioner. Dari berbagai gagasan cemerlang beliau yang sudah terlakasana, membuat siapapun paham tentang beliau sehingga visionernya beliau tidak dapat dipertanyakan kembali dengan kata lain, pemikiran dan ide beliau melampaui masanya yakni apa yang beliau sampaikan hari ini merupakan langkah untuk mencapai kemajuan banyuanyar di masa yang akan datang. Dengan dawuh beliau yang seakan sederhana ketika disampaikan seperti ketika menyampaikan gagasan untuk mendirikan RSI Banyuanyar, santri (termasuk penulis) sangat termotivasi untuk mewujudkan ide dan pemikiran beliau itu. Bahkan setelah beliau wafat-pun, keinginan untuk mewujudkannya masih sangat kuat dihati para santri. Di kalangan alumni PP. Banyuanyar, ide untuk mendirikan Rumah Sakit Islam Banyuanyar sudah seringkali menjadi perbincangan. Gagasan ini tidak asing lagi di kalangan alumni baik yang senior maupun yang milenial. Sehingga, gagasan tersebut sangat menarik untuk sekedar menjadi bahan perbincangan santai saat bertemu dengan sesama alumni atau bahkan untuk diperbincangkan di forum pertemuan alumni yang resmi. Namun, menjadi tidak menarik lagi jika gagasan cemerlang itu hanya diperbincangkan. Gagasan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan serius agar dapat terealisasi dengan nyata. Bukan tanpa alasan, gagasan untuk mendirikan Rumah Sakit Islam Banyuanyar layak untuk dibawa di forum resmi yang secara khusus membahas rancangan pendirian Rumah Sakit tersebut. Setelah motivasi dan semangat untuk mendirikan RSI Banyuanyar diperkuat, lalu apa tugas para santri atau alumni untuk mewujudkan harapan syakhona itu? Bisakah (mungkinkah) para santri mendirikan RSI Banyuanyar? Jawabannya adalah tentu sangat bisa. Namun, jika pertanyaannya adalah “Mudahkah?“, tentu hal tersebut tidak semudah seperti membalikkan telapak tanga, pun tidak sesulit membelah lautan. Gambaran umum untuk mendirikan rumah Sakit (RSI Banyanyar) sekurang-kurangnya harus memperhatikan hal-hal berikut: Pertama tentang SDM. Apakah SDM santri Banyuanyar sudah tersedia seperti Dokter, Perawat, Bidan, Analis, Apoteker, Dll? Semua SDM yang dibutuhkan untuk mendirikan rumah sakit sudah tersedia yaitu para alumni yang sekarang memiliki profesi-profesi tersebut. Ada beberapa alumni Banyuanyar yang sudah berprofesi sebagai Dokter. Bahkan, ada alumni Banyuanyar yang sudah menjadi direktur di rumah sakit swasta. Penulis sempat berbincang-bincang dengan salah satu dokter, alumni PP. Banyuanyar. Ia memiliki semangat mengabdi yang kuat untuk Banyuanyar. Ia menyampaikan bahwa gagasan syaikhona tentang RSI Banyuanyar juga ada dalam pikirannya. Ini menunjukan bahwa ada energi positif yang tersedia untuk mewujudkan harapan Syaikhona. Di aspek lain yakni SDM perawat yang alumni PP. Banyuanyar sudah tak terhitung jumlahnya. Bidan, analis apoteker juga tak kalah banyaknya. Hal ini menunjukkan bahwa SDM Banyuanyar sudah siap untuk mewujudkan harapan beliau. Apalagi, belakangan ini sudah terbentuk persatuan tenaga kesehatan (NaKes) alumni PP. Banyuanyar. Semangat itu, semakin menambah optimisme penulis bahwa harapan saykhona, agar santri-santri beliau mendirikan rumah sakit, akan segera terwujud. Kedua tentang modal financial. Penulis sempat berdiskusi dengan beberapa teman yang sudah lama bergelut di bidang kesehatan. Salah satunya dengan pemilik KLINIK PRATAMA. Dia, secara terbuka, menceritakan biaya yang harus disiapkan untuk mendirikan rumah sakit. Ia menyampaikan bahwa dana yang harus disiapkan untuk kebutuhan pembelian alat kesehatan adalah sekitar 2 Milyar, untuk tanah dan bangunan sekitar 5 Milyar, operasional selama 1 tahun pertama sekitar 600jt, karena, ditahun pertama, tentu profit belum bisa dipastikan mampu menutupi biaya operasional atau tidak. Jadi, jika diperkirakan, modal yang harus disiapkan untuk mendirikan rumah sakit kurang lebih 8 Milyar rupiah. JIka SDM sudah ada dan biaya sudah diperkirakan, maka hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mensinergikan seluruh elemen yang ada agar proses awal hingga akhir pendirian RSI Banyuanyar berjalan lancar. Hal yang sangat urgen untuk dibahas lebih dalam adalah tentang Financial. Untuk menghimpun dana 8Milyar dalam waktu dekat tentu tidak mudah. Sulit ada orang (alumni) yang bisa menjadi donatur tungal atau ganda (campuran) (hehe). Yang paling mungkin untuk mencapai 8 Milyar adalah dengan model crowd-funding (patungan modal). Namun, butuh strategi khusus dan perencanaan matang untuk menerapkan model tersebut. Sehingga, orang-orang (alumni) memiliki kepercayaan untuk bergabung dalam crowd-funding dana pendirian RSI Banyuanyar. Selain itu, ada cara lain yang dapat dengan cepat menghimpun modal dengan tetap menerapkan model crowd-funding, yaitu dengan bekerjasan dengan KSPPS Nuri Jatim. Analisanya begini, setiap tahun, KSPPS Nuri jatim merealisasikan SHU kepada anggotanya dalam jumlah besar. Pada tahun buku 2021, SHU yang diberikan kepada anggotanya tercatat lebih dari 7 Milyar. Angka tersebut adalah angka yang luar biasa. Tentu dengan jumlah SHU yang demikian, anggota Nuri merasa senang, termasuk penulis, yang juga sebagai anggota, juga merasa senang. Tidak banyak koperasi yang seperti KSPPS Nuri Jatim, dapat memberikan SHU dengan jumlah yang fantastis. Mari kita kembali fokus ke RSI Banyuanyar. Mewujudkan pendirian RSI Banyuanyar dengan SDM yang ada sudah bisa dikatakan mendekati siap. Selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah tentang keuangannya. Dalam hal keuangan, maka dapat dikerjasakan dengan KSPPS NURI Jatim. Yaitu dengan mendiskusikan ide crowd-funding pendirian RSI Banyuanyar ini dalam forum rapat anggota. Di forum tersebut, ditawarkan kepada anggota agar SHU dalam tahun tertentu dapat dijadikan SAHAM di RSI Banyuanyar dan dituangkan dalam bentuk keputusan. Apabila yang menyampaikan tawaran ini kepada anggota adalah Pengasuh PP.Banyuanyar, secara Haqqul Yaqin, minimal 80% anggota KSPPS Nuri Jatim akan setuju untuk menjadikan SHU-nya sebagai saham di RSI Banyuanyar. Sehingga dengan kesepakatan tersebut, hal yang berhubungan dengan Finansial bisa dikatakan selesai. Di sisi lain, Keinginan mewujudkan harapan kiai ini tentu sebagai upaya untuk brkhidmad kepada guru dan pondok. Begitupun demikian agar RSI Banyuanyar kelak bisa menjadi rumah sakit yang betul-betul membantu masyarakat. RSI Banyuanyar dalam hal ini untuk kepentingan bisnis tetap menjadi bisnis. Tetapi yang paling diutamakan adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat dari penyakit (pasien). Sehingga RSI Banyuanyar, nantinya, harus mendahulukan keselamatan pasien, yakni tidak boleh ada pasien yang tak terlayani karna kendala administrasi dan keuangan. RSI Banyuanyar diharapkan benar-benar benefit oriented, profit, iya, tetapi benefit adalah yang utama. Dengan adanya RSI Banyanyar nantinya diharapkan yang miskin harus terlayani sama seperti yang kaya, sebagaimana cita-cita
Menumbuhkan Pemahaman Dan Kecintaan Anggota Kepada Koperasi Melalui Pendidikan Perkoperasian
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Nuri Jawa Timur sukses menggelar pendidikan perkoperasian kepada anggotanya, Rabu (25/8). Pelaksanaan kegiatan ini sebagai wujud nyata dari Pengurus untuk mengembangkan koperasi khususnya KSPPS NURI JATIM sesuai prinsip koperasi sebagaimana diamanahkan undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Tema yang diangkat dalam pelaksanaan pendidikan perkoperasian saat ini adalah “Menumbuhkan Pemahaman Dan Kecintaan Anggota Kepada Koperasi”. Salah satu dari sekian banyak langkah untuk mengembangkan usaha koperasi yaitu salah satunya dengan memberikan pemahaman tentang perkoperasian pada anggota seperti apa itu koperasi, tujuan berkoperasi, fungsi koperasi dan bahkan untuk memahami produk-produk usahanya. Selain itu, pendidikan perkoperasian yang digelar di Aula Kantor Pusat KSPPS NURI JATIM, Plakpak Pamekasan Jawa Timur ini untuk mengajak anggotanya untuk lebih mencintai koperasinya. Gelaran pendidikan perkoperasian ini dihadiri oleh puluhan anggota yang terdiri dari perwakilan kantor cabang yang beroperasional di Kabupaten Pamekasan. Pengurus KSPPS NURI JATIM berencana akan terus menggelar kegiatan serupa untuk dapat diikuti oleh semua anggota. “Pendidikan perkoperasian saat ini diikuti oleh perwakilan anggota dari kantor cabang yang beroperasional di Pamekasan saja. Tapi jangan khawatir bahwa kegiatan yang sama akan dilakukan untuk semua cabang bahkan dapat diikuti oleh seluruh anggota yang bergabung di seluruh kantor KSPPS NURI JATIM.” Ungkap Mukhlisin. Pendidikan Perkoperasian diikuti dengan penuh antusias oleh peserta saat dua pemateri yang dihadirkan memberikan penjelasan tentang perkoperasian. Panitia pelaksana menghadirkan dua pemateri yaitu Achmad Mukhlisin dan Nurul Hadi. Masing-masing adalah Ketua Pengurus dan Anggota Pengawas KSPPS NURI JATIM. (AB/AF)